Makalah Dampak Perubahan Status Jalan L.A Sucipto-Jalan Raya Bugis Dari Jalan Kota Menjadi Jalan Nasional


PENULISAN DAN PRESENTASI
DAMPAK PERUBAHAN STATUS JALAN L.A SUCIPTO-JALAN RAYA BUGIS DARI JALAN KOTA MENJADI JALAN NASIONAL



NAMA       : SYAVIRA SUCI R.
KELAS       : 3TA03
NPM           : 17316261

UNIVERSITAS GUNADARMA
2018





KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Dampak Perubahan Status Jalan L.A Sucipto-Jalan Raya Bugis Dari Jalan Kota menjadi Jalan Nasional.”
Saya sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi dan saya tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Di akhir saya berharap makalah sederhana saya ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Saya pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah saya terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.





DAFTAR ISI


COVER……………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………4
1.1  Latar Belakang………………………………………………………………..4
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………….....4
1.3  Tujuan………….……………………………………………………………..4

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………..5
2.1  Rekomendasi Perbaikan…………………………………..............................5
2.2 Prediksi Kinerja Lima Tahun Mendatang .............……………………….....5

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………6
3.1  Kesimpulan………………………………………………………………….7
3.2   Saran...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………8




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pemerintah      Indonesia        hingga saat      ini terus melaksanakan pembangunan nasional dengan salah satu fokus adalah pada penyediaan jaringan transportasi, yaitu pembangunan Jalan Tol. Jalan Tol Pandaan-Malang merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Gempol–Pandaan yang direncanakan memiliki panjang 37,6 km dan melintasi tiga wilayah, yakni Pasuruan, Kota Malang dan Kabupaten Malang. Salah satu akses Jalan Tol Pandaan-Malang yang di rencanakan akan berada di Jalan Ki Ageng Gribig dan terhubung dengan Jalan Raya Bugis, Jalan Raya Wendit Barat, dan Jalan Laksana Adi Sucipto yang status masing-masing jalan tersebut adalah jalan kota dan jalan kabupaten.
Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang mengakibatkan perubahan jalur yang dilalui truk. Perubahan jalur ini yang akan mengaibatkan perubahan beban lalu lintas terhadap ruas jalan L.A Sucipto- Jalan Raya Wendit Barat- Jalan Raya Bugis dan memberikan dampak pada tingkat pelayanan lalu lintas. Untuk itu, diperlukan Analisis Dampak perubahan status jalan dalam rangka meninjau pengaruh pergerakan lalu lintas baru terhadap sistem jaringan jalan yang sudah ada dan setelah adanya pergerakan baru akibat pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan yaitu bagaimana perubahaan jalur yang dilalui berbagai kendaraan yang mengakibatkan perubahan beban lalu lintas terhadap ruas jalan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah ini, yaitu:
1.      Mengetahui kinerja lalu lintas eksisting pada ruas jalan L.A Sucipto?
2.      Melakukan analisis kinerja lalu lintas akibat pembangunan jalan tol pandaan malang?
3.      Memberikan rekomendasi untuk Meminimalkan dampak akibat beroperasinya jalan tol pandaan malang?




BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Rekomendasi Perbaikan
Pada masing- masing ruas yang di tinjau memiliki nilai derajat kejenuhan lebih dari 0.75 dan tingkat pelayanan jalan D dan E, maka perlu dilakukan perbaikan kineja ruas jalan. Sesuai dengan persyaratan jalan arteri sekunder yaitu lebar badan jalan minimal 11m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan pada ruas jalan L.A sucipto dan ruas jalan raya bugis hingga mencapai persyaratan tersebut.
Pada persimpangan tidak bersinyal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan perbaikan geometri berupa pelebaran badan jalan pada ruas jalan mayor sesuai dengan persyaratan jalan arteri sekunder serta melakukan pemberian lampu lalu lintas pada persimpangan tersebut. Serta pada simpang bersinyal L.A Sucipto dilakukan perbaikan berupa perbaikan geometri kaki simpang berupa pelebaran kaki simpang dan melakukan pengaturan ulang siklus lampu lalu lintas.

2.2 Prediksi Kinerja Lalu Lintas Kondisi Lima Tahun Mendatang
Meningkatnya jumlah kendaraan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya jumlah penduduk, kepemilikan kendaraan bermotor serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota tersebut.
Melihat proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Malang dan Kabupaten Malang dari tahun 2016 sampai dengan 2019 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,41%. Selain itu, mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2016 angka kepemilikan kendaraan bermotor mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,67%. Sedangkan PDRB sendiri mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,02%.
Ketiga faktor tersebut berperan dalam mempengaruhi pergerakan lalu lintas di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Sehingga dari ketiga faktor tersebut diambil rata-rata sebesar 2,7%. Angka inilah yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam memprediksikan volume lalu lintas disaat setelah Jalan Tol Pandaan-Malang berporasi sampai dengan 5 tahun setelah Jalan Tol Pandaan-Malang beroperasi sehingga diperoleh tingkat pelayanan masing-masing jaringan jalan. Untuk mendapatkan volume tersebut digunakan rumus :
Pn = Po x (1 + i %)n

Dimana : i = angka pertumbuhan (2,7%) n = jumlah tahun
Pada simpang bersinyal L.A Sucipto dapat dilakukan perbaikan berupa perbaikan geometri simpang, pengaturan waktu siklus dan pengaturan fase pergerakan pada simpang tersebut. Perbaikan yang di sarankan penulis berupa pengaturan ulang waktu siklus , perbaikan geometri dan pengaturan fase pergerakan simpang. Pada ruas jalan raya bugis mengalami penurunan kinerja jalan setelah 5 tahun beroperasinya jalan tol pandaan-malang dari D menjadi E, untuk itu diperlukan perbaikan berupa penambahan kapasitas jalan untuk meningkatkan kembali kinerja jalan. Penambahan kapasitas jalan membutuhkan pelebaran badan jalan sebesar 2 meter menjadi 13 meter.



BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.      Kinerja lalu lintas eksisting  pada ruas jalan L.A Sucipto memiliki nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0.7654 dengan tingkat pelayaan C dan ruas Jalan Raya Bugis sebesar 1.083 dengan tingkat pelayanan E. Pada simpang tidak bersinyal pertigaan Jalan Simpang L.A Sucipto memiliki nilai DS sebesar 1,345 (tundaan= 17,02 det/smp) dengan tingkat pelayanan C, simpang industry Wendit barat memiliki nilai DS sebesar 1,160 (tundaan = 14,27 det/smp) dengan tingkat pelayanan C , serta simpang tidak bersinyal Saptorenggo memilki nilai DS sebesar 2.235 (tundaan=-3.24 det/smp) degan tingkat pelayanan adalah F. Pada simpang bersinyal L.A Sucipto memiliki tundaan rata-rata sebesar 1440,2 det/smp dengan derajat kejenuhan masing-masing kaki simpang >1 sehingga tingkat pelayanan pada simpang L.A Sucipto adalah F.
2.      Akibat pembangunan jalan tol pandaan-malang,  jaringan  jalan  yang  ditinjau mengalami perubahan  kinerja.  Ruas Jalan L.A Sucipto mengalami perubahan kinerja dengan nilai Dan menjadi sebesar 0.9474 dengan tingkat pelayanan menjadi D dan Ruas Jalan Raya Bugis memiliki nilai DS sebesar 1.0997 dengan tingkat pelayanan menjadi E. Simpang tidak bersinyal yang di tinjau oleh penulis juga mengalami perubahan kinerja. Nilai derajat kejenuhan pertigaan jalan Simpang L.A Sucipto meningkat menjadi 0.966 dengan tundaan sebesar 17.64 det/smp , Simpang Industri Wendit Barat mmiliki nilai DS sebesar 0.86 dengan tundaan sebesar 14.63 det/smp, serta Simpang Saptorenggo memiliki nilai DS sebesar 2.258 dengan tundaan sebesar -3.20 det/smp sehingga tingkat pelayanan uang dimiliki oleh masing-masing simpang tidak bersinyal adalah C,C dan F.
3.      Jaringan Jalan yang ditinjau oleh penulis memerlukan beberapa langkah meminimalkan dampak yang terjadi akibat beroperasinya jalan tol pandaan-malang. Beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a.       Manajemen lalu lintas

Simpang tidak bersinyal Saptorenggo yag memiliki tingkat pelayanan F dangan tundaan sebesar -3.20 det/smp, penulis memberikan alternative perbaikan kinerja berupa mengubah simpang tidak bersinyal menjadi simpang bersinyal dengan 3 fase pergerakan dengan waktu siklus sebesar 88 detik.

b.      Perubahan geometri (pelebaran badan jalan)

Ruas jalan L.A Sucipto dan Jalan Raya Bugis yang semula memiliki lebar badan jalan 7mdan 9m dilakukan pelebaan menjadi 11m sesuai dengan persyaratan minimal

lebar jalan arteri sekunder. Melakukan pelebaran pada kaki masing-masing kaki simpang . Pada Simpang L.A Sucipto dilakukan pelebaran kaki simpang ( Jl. Panji Suroso = 7m, Jalan L.A Sucipto = 4m, Jalan Sunandar Priyo S. = 4m) . Simpang tidak bersinyal pertigaan L.A Sucipto dan Pertigaan Industri Wendit Barat dilakukan pelebaran badan Jalan pada jalan Mayor hingga mencapai 11 m, dan pada simpang Saptoreggo      pelebaran dilakukan pada setiap kaki simpangnya ( Jl.Raya Bugis =8.4 m, jl. Saptorenggo = 7.4m, Jl.Asrikaton = 8.2m , dan Jl. Raya Bamban = 7m).
  1. Pengaturan waktu siklus
Simpang   besinyal   L.A   Sucipto dilakukan perbaikan berupa pengaturan ulang waktu siklus menjadi 249 detik.
3.2 Saran
Dari hasil analisis dan kesimpulan yang telah dilakukan pada studi ini , maka saran yang dapat diberkan oleh penulis adalah bagi instansi yang terkait dapat memanfaatkan kajian ini untuk mengantisipasi dampak lalu lintas yang akan timbul akibat pembangunan jalan Tol Pandaan-Malang pada lokasi studi yang ditinjau. Hasil perhitungan yang sudah di rekomendasikan dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan sarana dan prasarana lalu lintas pada masa yang akan datang khususnya dalam waktu lima tahun mendatang.







DAFTAR PUSTAKA

[1]     Gubernur Jawa Timur. 2011. Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 7 Juni 2011, Nomor: 188/282/KPTS/013/2011.

Surabaya:Gubernur Jawa Timur

[2]   Khristy, C. Jhotin, and Lall, B. Kent

2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi. Bandung : Erlangga.

[3]   Morlok, Edward K. 1991. Pengantar

Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga

[4]   Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi edisi kedua. Bandung : Penerbit ITB.

[5]   Warpani, S. (1990) Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung.






Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer