Masalah Komunikasi Dalam Organisasi Serta Solusinya Di Bidang Teknik Sipil
- Masalah Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Dalam suatu organisasi sering kali permasalahan terjadi antar anggotanya. Dalam organisasi apapun dimana kita terlibat di dalamnya, pasti bakal berhahapan dengan masalah atau konflik. Semakin besar organisasi, semakin rumit pula keadaannya. Semua aspek, akan mengalami kompleksitas, baik alur informasi,pengambilan keputusan, pendelegasian wewenang, sumberdaya manusia dan sebagainya.
Salah
satu masalah yang sering timbul dalam suatu organisasi yaitu masalah etika. Masalah etika selalu timbul dalam situasi yang
melibatkan orang lain, tetapi seringkali organisasi
lebih banyak menyoroti masalah etika ini daripada pihak-pihak lainnya. Pelanggaran
terhadap etika yang telah diterima secara umum merupakan masalah yang harus
diwaspadai dalam organisasi. Masalah etika dalam organisasi dikelompokkan menjadi
2 bagian, seperti:
• Mengenai praktik
organisasi di tempat kerja
• Mengenai
keputusan perseorangan
Ini akan terjadi
apabila seseorang baik dari tingkat atasan atau bagian terpenting dalam suatu
organisasi mengambil suatu keputusan yang sepihak tanpa mendiskusikannya
terlebih dahulu. Permasalahan yang akan timbul diantaranya ketidakpercayaan
antar anggota didalam organisasi sehingga menimbulkan perpecahan dalam
organisasi. Selain
masalah etika, ada lagi masalah yang sering terjadi dalam suatu organisasi. Misalnya pada saat adanya rapat, sering
terjadi para anggota rapat sibuk dengan urusannya sendiri, ada yang
bermain handphone ataupun berbicara dengan salah satu anggota lainnya. Hal
semacam ini menyebabkan terjadinya miss communication antar anggota rapat
dengan pematerinya. Komunikasi yang tercipta dalam keadaan organisasi yang
seperti ini tidaklah efektif.
Solusi dalam
penanganan konflik maupun permasalahan dalam organisasi, bisa dengan:
• Introspeksi Diri
• Mengevaluasi pihak yang
terlibat
• Identifikasi sumber masalah
• Mengetahui pilihan penyelesaian
atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.
Cara pemecahan masalah itu sendiri tergantung
seberapa kreatifkah kita menyikapi masalah,
dan bagaimana mengambil cara yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah. Tapi,
pilihan pertama yang diambil seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal,
dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang
kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau
yang ideal (Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal
ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit
dibandingkan dengan masalah awal.
- Solusinya Di Bidang Teknik Sipil
Para manajer/pemimpin memandang konflik secara negatif,
karena itu berusaha untuk menghapuskan semua jenis konflik. Konflik dianggap
mengganggu organisasi dan menghalangi pencapaian tujuan organisasi yang
optimal.
Richart Y Chang menyatakan beberapa langkah untuk
menyelesaikan konflik, yaitu :
1. Mengakui
adanya konflik.
2. Mengidentifikasi
konflik yang sebenarnya.
3. Mendengar semua pendapat dari semua sudut pandang.
4. Bersama-sama mengkaji cara untuk menyelesaikan.
5. Dapatkan kesepakatan dan tanggung jawab untuk menemukan
solusi.
6. Jadwalkan sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi.
Sementara
Gibson (1990) mengemukakan beberapa teknik/metode dalam menyelesaikan konflik
antar kelompok, ketika konflik itu telah mencapai tingkat yang mengganggu
organisasi, yaitu :
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan masalah disebut juga metode konfrontasi, karena
berusaha mengurangi konflik melalui pertemuan tatap muka dari kelompok-kelompok
yang bertentangan. Kelompok yang saling bertentangan memperdebatkan masalahnya
dengan mengumpulkan informasi yang relevan sampai tercapai suatu keputusan.
Tujuan
Tingkat Tinggi (Superordinate Goals)
Tujuan tingkat tinggi meliputi pengembangan serangkaian
tujuan dan sasaran umum. Kelompok-kelompok yang berkonflik diajak untuk
bekerjasama mencapai tujuan dan sasaran yang lebih tinggi. Tujuan tingkat
tinggi tidak dapat dicapai oleh satu kelompok sendirian sehingga setiap kelompok yang terlibat konflik akan
menggantikan semua tujuannya.
Perluasan Sumber (Expansion of
Resources)
Keterbatasan sumber menjadi salah satu sebab konflik. Apa
saja yang diperoleh kelompok satu merupakan pengorbanan dari kelompok yang
lain. Sumber yang langka bisa berupa posisi khusus, uang, ruangan, dan
sebagainya. Teknik ini diterapkan dengan memperluas sumber-sumber tersebut,
sehingga setiap orang atau kelompok merasa terpenuhi.
Menghindari Konflik (Avoidance)
Cara ini tentunya menjadi alternatif termudah, namun
tidak menghasilkan manfaat dalam jangka panjang. Akibatnya, konflik itu tidak
dipecahkan secara efektif atau tidak dapat disingkirkan.
Melicinkan Konflik (Smoothing)
Cara ini menekankan pada kepentingan umum dari
kelompok-kelompok yang bertentangan dan menghilangkan perbedaaan di antara
mereka. Alasannya bahwa dengan menekankan kesamaan pandangan mengenai beberapa
masalah tertentu, maka akan mudah mengarahkan kepada tujuan bersama.
Kompromi
(Compromise)
Dalam metode ini tidak ada kelompok yang menang atau
kalah secara menonjol, karena keputusan yang dicapai mungkin tidak ideal bagi
setiap kelompok. Kompromi dapat digunakan sangat efektif apabila pencarian
tujuan (misalnya uang) dapat dibagi-bagi. Jika hal ini tidak mungkin, maka satu
kelompok harus berkorban.
Perintah dari Yang Berwenang
(Authoritative Command)
Penggunaan wewenang formal merupakan
metode tertua dan paling sering digunakan untuk memecahkan konflik antar
kelompok. Bawahan biasanya mentaati keputusan atasannya, apakah mereka
menyetujui atau tidak. Metode ini berhasil untuk jangka pendek, tetapi seperti
halnya dengan metode menghindari konflik, melicinkan konflik, dan kompromi,
metode ini tidak memusatkan perhatian kepada sebab konflik, namun hanya pada
akibatnya.
Merubah Variabel Manusiawi (Altering
the Human variabble)
Metode ini dengan merubah prilaku para
anggota kelompok yang terlibat. Walupun hal ini cukup sulit, agak lambat dan sering
kali mahal, namun akibatnya sangat berarti dalam jangka panjang, karena metode
ini memusatkan perhatian pada sebab konflik.
Merubah Variabel Struktural (Altering
the Structural variables)
Metode ini adalah dengan merubah struktur formal
organisasi. Metode ini bisa berupa tindakan memindahkan, mengganti,
merotasi/memutasi anggota kelompok, atau menciptakan posisi tertentu untuk
bekerja.
Mengidentifikasi Musuh Bersama
(Identifying a Common Enemy)
Kelompok-kelompok yang berkonflik
dibawa untuk mengidentifikasi dan melawan musuh bersama, sehingga untuk
sementara memecahkan perbedaan mereka, misalnya mengidentifikasi dan melawan
pesaing yang lebih hebat.
Demikian
beberapa metode yang bisa digunakan dalam menyelesaikan konflik. Namun perlu
diperhatikan bahwa setiap metode mempunyai kekuatan dan kelemahannya sendiri
dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Berpulang kepada kemampuan
pemimpin untuk membaca situasi dan kondisi, memilih serta mengembangkan
keterampilan menerapkan metode tersebut.
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/document/272463810/Masalah-Dalam-Komunikasi-Organisasi-Artikel
Komentar
Posting Komentar